Mushaf Al Quran Zaman Utsman bin Affan |
Tulisan sebelumnya
(UBP Part 7) Hari-Hari di Mekkah (1)
Hari 7
Minggu, 29 Mei 2016
Sore hari selepas dzuhur masih ada jadwal tour terakhir ke Museum Haramain dan peternakan unta.
Museum Haramain |
Rencana pembangunan Masjidil Haram yang akan rampung tahun 2020 |
Di sebelah Museum Haramain terdapat pabrik Kiswah, kain penutup Ka’bah yang diganti setahun sekali. Diganti setahun sekali, tapi ada pabriknya? Perlu waktu setahunkah untuk membuat penutup Ka’bah? Mungkin perlu, karena benangnya emas, kainnya sutra. Kami menduga di dalam pabrik terdapat peternakan ulat sutra, karena produksinya hanya setahun sekali tapi sampai dibuat pabrik pasti pengerjaannya serius sekali.
Di peternakan unta, selain ditawari susu, kami juga ditawari air seni unta, diteteskan satu tetes saja ke dalam satu botol susu, katanya bisa untuk menyembuhkan sakit apa saja, kecuali sakit hati #eaaa.
Baca tentang KULINER ARAB
Hari 8
Senin, 30 Mei 2016
Ada satu bangunan persis di depan Masjidil Haram, menaranya paling tinggi, ada jam besar di atasnya, di ujung terdapat bulan sabit yang akan bersinar terang jika adzan berkumandang, itulah Zamzam Tower.
Kabarnya hasil dari Zamzam Tower inilah yang membiayai operasional Masjidil Haram. Penasaran seperti apa Zamzam Tower, kami masuk dan menemukan mall di dalamnya, naik sampai lantai 2 ternyata ada foodcourt juga, harga makanan berkisar 30 riyal, 100 ribuan, mahal, tapi kalau sekali-sekali bolehlah.
Ada hal tak lazim di pojokan foodcourt, di antara tulisan-tulisan arab terselip papan bertuliskan China, masa siy ini ada hubungannya dengan Feng Sui, ah sudahlah, semoga dugaan kami salah.
Sebelum pulang menyempatkan belanja cemilan di Bin Dawood, semacam h****market kalau di Indonesia.
Cemilan favorit |
Stroopwafel kirain buatan Arab, ternyata sama-sama aja buatan Belanda |
Sepanjang berkeliling berdoa, semoga jika ke sini lagi bisa menginap di Zamzam Tower, yang waktu tempuhnya hanya 2 menit ke Masjidil Haram..aamiin.
Sore hari salah satu jamaah reguler, Anni sakit demam dan harus istirahat padahal jamaah reguler rencana berangkat sore ini ke Jeddah karena berbeda dengan kami ber-6, jamaah reguler akan terbang ke Jakarta dini hari. Setelah berkoordinasi dengan Mba Elly Kafilah Akbar, keberangkatan mereka dimundurkan ke malam hari dengan menghilangkan agenda tour Jeddah dan supaya menunggu di bandara tidak terlalu lama. Respon cepat dari Kafilah Akbar, fleksibilitas itinerary dengan menyesuaikan kondisi jamaah, sangat kami hargai.
Kesehatan kami memang tidak begitu prima, ada yang demam, pilek, batuk, mimisan, gatal-gatal yang tidak bisa sembuh walaupun sudah minum ctm.
Sedih sekali menjalani hari terakhir di Mekkah, saya merekam baik-baik di dalam ingatan semua hal yang dilakukan hari itu. Memandang sekeliling sepanjang jalan menuju Masjidil Haram, melihat burung-burung merpati yang walaupun cuaca panas tetap beterbangan ke sana-ke mari, memperhatikan dengan seksama bangunan megah Masjidil Haram dan para jamaahnya, Ka’bah dan tempat-tempat mustajab seperti, Hajar Aswad, Multazam, Maqom Ibrahim, Hijr Ismail.
Kapankah kiranya saya bisa kembali ke sini? Sedih sekali, apalagi saat melakukan tawaf wada’, hanya satu doa yang terpanjat, “Ya Robb, semoga masih ada umur kembali ke sini untuk berhaji”.
Bersambung ke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar