Minggu, 12 Juni 2016

(UBP Part 4) KEBERANGKATAN


Tulisan sebelumnya
(UBP Part 3) PENGAJUAN VISA UMROH

Sabtu, 21 Mei 2016

Memulai perjalanan dengan terlebih dahulu berpamitan, minta maaf  dan meminta doa pada keluarga, ayah, ibu, kakak, adik, ponakan, saudara, sahabat, rekan kerja dan lain-lain.

Salah satu kakak saya bertanya “Umroh backpacker nanti nginapnya di tenda?”, tadinya ingin tertawa, saya kira bercanda, tapi melihat kekhawatiran di mata kakak, rupanya itu benar-benar pertanyaan serius. Ah ternyata saya belum cukup mengedukasi keluarga tentang apa itu umroh backpacker. Kakak saya yang satu lagi malahan setengah memaksa, menyelipkan beberapa lembar uang dollar saat saya mau berangkat, katanya buat jaga-jaga, takut ada apa-apa, duh..sebegitu mengkhawatirkannya kah umroh backpacker.

Baca di sini tentang TRIP MALAYSIA



Minggu, 22 Mei 2016

Pukul 18.00 waktu Malaysia kami ber-6, saya, Rie, Nia dan suami (Pa Hendro), Pa dedi dan istri (Bu Vivi), sudah berada di bandara KLIA 2 untuk pemberangkatan ke Jeddah. Saat akan check-in ternyata belum dibuka karena penerbangan kami masih keesokan harinya pukul 02.30. Jadilah kami bersantai sejenak, makan malam, sambil memantau layar informasi siapa tahu check-in sudah dibuka. Pukul 20.00 check-in sudah dibuka kami bersegera menuju bagian check-in dan betapa tercengangnya kami karena di sana sudah ramai sekali. Koper-koper antri berjejer dengan aneka warna seragam, beberapa orang tim handling dari travel-travel sibuk wara-wiri ke sana kemari.

Ramainya
Saat kami bertanya pada petugas Air Asia, “Bisakah kami didahulukan check-in  karena hanya 6 orang?”, petugas menggeleng dan mengatakan, sedang meng-entry satu rombongan, tidak bisa disela. What? Satu rombongan itu bisa 50 sampai 100 orang, dan kita harus menunggu sebanyak itu.

Tim handling yang sedang bekerja ^^
Tips 1
“Pantau terus counter check-in, kalau perlu tugaskan salah satu anggota grup untuk berperan sebagai tim handling, agar saat counter dibuka bisa bersegera mengantri.”

Baru mengerti mengapa kami disuruh stand by 5 jam sebelum penerbangan, ternyata begini ramai kondisinya.

Jangan lupa ditandai

Belum dapet stiker
Sambil menunggu check-in kami menandai koper dengan tisyu makan yang kami ambil dari apartemen. Koper harus diberi penanda supaya mudah dikenali. Dulu, sempat terpikir untuk membeli slayer, tapi tidak jadi beli karena tidak sempat.

Antrian tak kunjung surut
Sedikit was was
Waktu berjalan, kami sempat cemas karena tak kunjung mendapatkan antrian, petugas handling travel dan petugas check-in nampak sibuk mengurusi koper-koper yang jumlahnya ratusan itu. Kami bertanya hal yang sama ke petugas check-in dan jawabannya pun masih tetap sama.

Tiba-tiba dari counter sebelah memanggil “kalau sedikit di sini saja”, kami segera menghampiri, dan ternyata di sana ada tim Kafilah Akbar (KA) yang mengurusi jamaah reguler KA. Fiuuuh lega sekali rasanya. Memang sebelumnya kami dikabari bahwa akan bersama-sama dengan jamaah reguler 4 orang, namun tidak begitu jelas bagaimana teknis bertemunya, ternyata pertemuannya Alloh atur secara kebetulan seperti ini, akhirnya check-in lancar dibantu oleh tim KA.

Empat jamaah reguler terdiri dari seorang bapak yang paling senior, bersama putranya Pak Udin dan istrinya Ibu Ira, dan seorang wanita muda bernama Aaani *mohon diucapkan ala-ala Bang Roma.

Karena digabung dengan jamaah reguler KA, muthowif ada setiap hari, sebelumnya kami hanya minta muthowif 4 hari, alhamdulillah rejeki.

Bersambung ke
(UBP Part 5) HARI-HARI DI MADINAH (1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar