Sabtu, 11 Juni 2016

(UBP Part 1) JARAK KE BAITULLOH TIDAK AKAN BERUBAH JIKA KITA TIDAK MELANGKAH


Judul di atas adalah tagline inspiratif dari grup Facebook Ayo Ke Mekah (AKM).

Setiap kali mendengar ada kawan atau kerabat yang berangkat ke tanah suci, rasanya gembira sekaligus sedih. Rindu serindu-rindunya, ingin menginjakkan kaki di tanah suci, ingin merasakan bagaimana beribadah di tanah para Rosul, ingin mendapatkan pahala berlipat ganda beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, ingin memanjatkan banyak pinta dan doa di tempat-tempat mustajab, ingin…ingin. Saya print beberapa brosur penawaran umroh, saya lihat setiap hari sambil berdoa. Saya print juga buku tabungan, saya lihat setiap hari sambil menabung.

Salah satu brosur yang di-print (sumber: percikanimantours.co.id)
Februari  2015

Datang tawaran dari seorang teman yang mengajak umroh backpacker. Begitu mendengar kata “Umroh Backpacker”, yang terbayang adalah umroh dengan biaya lebih murah sesuai dengan budget yang ada. Setelah mengumpulkan keberanian, tanpa lama-lama berpikir, saya memutuskan untuk ikut.

Setiap orang mengalami pengalaman yang berbeda-beda menjalani umroh backpacker, bagi saya sendiri, umroh backpacker ini cukup berdinamika, memberikan banyak hikmah dan pelajaran.

Langkah pertama adalah dengan membeli tiket ke Jeddah. Tiket reguler PP Jakarta-Jeddah sekitar 11-12 juta. Sedangkan tiket promo Kuala Lumpur-Jeddah pesawat Air Asia harganya Rp.5,3 juta. Nampak signifikan perbedaannya. Sebetulnya keluarga kurang yakin, apalagi saat itu maskapai AA sedang banyak masalah, hilang lah, ditembak lah, saya bilang lillahi ta’ala saja. Perginya baru tahun depan (Februari 2016), saya pikir tak apa, ada waktu untuk mengumpulkan biaya sisanya.

Banyak info di google tentang Umroh Backpacker

Info tentang tiket promo ini, sumbernya dari teman suaminya teman (jadi saya punya teman, teman punya suami, suaminya punya teman), gitu lho. Secara otomatis, ia menjadi leader umroh backpacker kami. Leader mengatakan bahwa pengurusan visa akan dibantu oleh travel rekannya.

Setelah mengumpulkan massa, akhirnya join 9 orang (termasuk saya). Perkiraan biaya kurang lebih 16 jutaan all-in (menyesuaikan harga dollar).

Baca tentang PEMBUATAN PASPOR


Januari 2016

Sepanjang Februari 2015 sampai dengan Januari 2016, biaya umroh dikumpulkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya cukup. Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana, kapan berangkat, jadi atau tidak? Sama sekali tidak ada kabar dari leader sampai akhir Januari.

Februari 2016

Leader mengabari bahwa kami ber 9 tidak jadi berangkat Februari 2016, karena kehabisan kuota, diundur sampai Mei 2016. Kecewa pasti, tapi ya sudahlah, tiket pesawat masih aman, masih bisa rescedule dengan penambahan biaya 30% (kurang lebih Rp.1,7juta).

Bersambung ke 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar