Rabu, 21 September 2016

SEMERU TAK SAMPAI (3)



Sebelumnya SEMERU TAK SAMPAI (2)

Semeru menambah deretan gunung yang saya tak sampai ke puncaknya.

Kami putuskan hanya sampai Ranu Kumbolo saja dan tidak meneruskan perjalanan ke Kalimati dan Mahameru, kami tidak akan bisa pulang tepat waktu jika meneruskan perjalanan, sedangkan tiket kereta pulang sudah dibeli. Jangan sampai terulang lagi “ketinggalan kereta”.

SEMERU TAK SAMPAI (2)


Pukul 09.00 menjejakkan kaki di stasiun Malang.

Hal pertama ketika sampai di stasiun Malang adalah mencari dua orang teman, Mas Agi dan Toni, tidak sulit karena stasiunnya tidak terlalu besar. Dengan cepat saya bisa menemukan mereka.

Saya tidak merasa asing, kota Malang begitu mirip dengan Bandung. Udara sejuk karena dikelilingi pegunungan dan orang-orang setempat yang ramah membantu para pendatang, sungguh mirip.

SEMERU TAK SAMPAI (1)


Saya sepakat  sepenuhnya bahwa perencanaan yang matang akan menjadi inti dari suksesnya sebuah tujuan. Tapi ternyata saya salah.

Ini memang bukan kisah tentang kehidupan yang terlalu serius, ini hanya tentang sebuah perjalanan, trip, destinasi, journey. Tapi, kisah kehidupan yang tidak terlalu serius bisa jadi memberikan pelajaran kehidupan yang cukup serius.

Minggu, 11 September 2016

TINGGALKAN..


Tinggalkan kesedihanmu di sini
Di antara rimbunnya pepohonan, rapatnya hutan
Desauan angin yang menerbangkan dedaunan
Kicauan burung yang berirama

Jejakkan kesadaranmu dengan sebenarnya
Resapi tanpa rasa apapun
Keindahan akan datang dalam kebersahajaan
Menelusup lembut menyertai kebahagiaan

Menghampiri tanpa terburu-buru, takkan keliru
Hanya perlu berlapang menunggu


Tasik-Cirebon, Arafah Day [9 Dzulhijjah 1437]
Pic loc: Bukit Moko
In frame: Azizah

Minggu, 12 Juni 2016

(UBP Part 9) PULANG

Suatu pagi di kota Jeddah

Tulisan sebelumnya
(UBP Part 8) Hari-Hari di Mekkah (2)

Hari 9
Selasa, 31 Mei 2016

Jam 02.30 kami sudah berangkat menuju Jeddah. Sepi sekali suasana di bis, saya yakin semua orang merasakan kesedihan yang sama, berpisah dengan Baitulloh.

KULINER ARAB


Kuliner di Mekah/Madinah, sebetulnya cukup enak-enak, masih bisa masuk ke lidah orang Indonesia. Misalnya kebab, nasi briyani, ayam panggang, bakwan ala arab, samosa. Mba Elly KA sempat menyarankan kami untuk makan “ruz mandi”, entah kuliner macam apa itu, tapi kami urung beli karena harganya mahal sekali sekitar 100 riyal.

(UBP Part 8) HARI-HARI DI MEKKAH (2)

Mushaf Al Quran Zaman Utsman bin Affan

Tulisan sebelumnya
(UBP Part 7) Hari-Hari di Mekkah (1)

Hari 7
Minggu, 29 Mei 2016

Sore hari selepas dzuhur masih ada jadwal tour terakhir ke Museum Haramain dan peternakan unta.

Museum Haramain