Delapan Ramadhan 1436 H, dalam rangka berusaha sekuat tenaga untuk tidak tidur sehabis subuh.
Selepas terminal Harjamukti, bis AKAP Cirebon menuju Bandung berjalan lambat sekali, sambil mencari penumpang. Terlihat bis hanya terisi 4 penumpang termasuk saya. Berdasarkan pengalaman, diperkirakan bis ini akan sampai Palimanan yang hanya berjarak 15 km dalam waktu 1 jam. Itu artinya kecepatan bis 15km/jam berdasarkan rumus>>waktu tempuh = jarak : kecepatan. (wow..ternyata masih ingat).
Kesimpulannya adalah bis ini bergerak sangat lambat sekali. Tidak masalah, sekalian ngabuburit. Saya pejamkan mata berusaha untuk tidur. Tiba-tiba sebuah suara “bruk”menghantam badan bis sebelah kanan. Hmm..mungkin ada kaca spion motor/mobil membentur badan bis, tidak terlalu terkejut, biasa saja. Yang membuat terkejut, tiba-tiba supir memacu bis dengan kecepatan 50km/jam mengejar sebuah motor yang dikendarai sepasang anak SMA.
“Ealah..sepenting itukah mengejar motor yang membentur bis.” pikir saya. Tentu saja bis dengan body besarnya sulit mengejar motor yang lincah, tertinggal. Namun rupanya lampu merah menghentikan laju motor yang dikejar, kondektur berlari menghampiri anak SMA itu, tanpa basa basi, memukul, mencekik, mendorong anak tersebut, untung si anak masih memakai helm dan pengendara lain pun segera memisahkan mereka sehingga keributan terjadi hanya sebentar.
Saya yang melihat hanya bengong saja sambil berpikir, “Duh, hanya tersenggol sedikit sampai segitu marahnya, lagi pula pengendaranya anak SMA, mungkin masih kurang kontrol bawa motornya, apalagi ini bulan puasa, bukannya nahan emosi..ckckck parah sekali”.
Kondektur kembali ke dalam bis dengan ekspresi masih memendam marah.
Begini kira-kira rekaman percakapan supir dan kondektur berdasarkan pantauan cctv setempat:
S: “Tuman siah, teu pupuguh bis urang ditajong, ngahalangan ge heunteu”
K: ”Enya, teu sopan pisan budak sakola teh, jol-jol najong bis. Bae geus diwarah.”
S: “Ngomong naon cenah?”
K: “Heu euh sieneun, bari menta maap bieu, mun teu make helm mah beak ku urang”
(bahasa Sunda versi Cirebon, baca subtitle di bawah ini)
S: “Biar kapok, ga ada hujan ga ada angin tiba-tiba menendang bis ini, padahal tidak menghalangi.”
K: “Iya, anak sekolah tapi ga sopan, tiba-tiba nendang bis. Biar saja sudah diberi pelajaran.”
S: “Bilang apa dia?”
K: “Iya ketakutan, sambil minta maaf, kalau tidak pakai helm, sudah habis dia.”
Ternyata si anak juga salah tho, mungkin kesal dengan bis yang jalannya lambat lalu menendang, supir bis marah mengejar, kondektur memukuli anak itu, saya juga turut berprasangka macam-macam melihat kejadian itu.
*******
PR 24 Juni 2015 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar