Rabu, 16 November 2011

Suka Duka Sea Games 2011

Sebagai salah seorang penduduk Jakarta yang menjadi saksi sejarah perhelatan Sea Games 2011 *halah:D*, saya kerap mengamati berita-berita seputar kegiatan ini, misalnya:

Eh..kenapa beritanya yang jelek-jelek semua, ternyata saya sendiri terjebak dengan sifat dasar seorang manusia di mana sisi negatif akan lebih mudah diingat dari pada yang positifnya (-'_-..mungkin karena keseringan nonton "sesuatu").

Tapi Alhamdulillah ya..masih banyak kok yang baik-baiknya:)

Iya kan..ternyata berita positif lebih banyak daripada berita negatifnya. Jadi daripada berkeluh kesah di forum-forum, fb, atau media lain, kita dukung saja tim Merah Putih dengan sepenuh jiwa raga. 

Karena sebagai warga negara biasa kita belum bisa berbuat apapun untuk memperbaiki sistem ini, minimal janganlah menjadi pengeluh dan menyebarkan aura negatif pada lingkungan, jadilah suporter dan tuan rumah yang baik.







(kebayang ga siy olahraga water sky>>maen aer di langit..hihi)

Jumat, 04 November 2011

Proposal Hidup



Mengutip kata-kata Pak Jamil Azzaini: "Tindakanmu berteriak keras sekali sehingga saya tidak bisa mendengar kata-katamu" maknanya tindakan Anda sehari-hari adalah cerminan diri Anda, kata-kata yang manis, proposal hidup yang terencana tak ada artinya karena diri Anda yang sesungguhnya adalah tindakan Anda bukan kata-kata. 

"Orang akan melihat apa yang Anda kerjakan bukan apa yang Anda katakan"

Rabu, 02 November 2011

Menemukan Ide Tulisan




"Pada suatu hari.." atau "Pada zaman dahulu kala..", itu kata-kata standar untuk memulai tulisan saat guru Bahasa Indonesia memberi tugas membuat karangan. Tidak adakah kata-kata yang lain? Umm..tidak ada ide..itu pasti juga jawaban standarnya.

Menemukan ide tulisan bukan hal yang mudah, tapi bukan hal yang sulit juga. Dicontohkan dalam buku Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup, ide bisa muncul dari mana saja. Ide tidak berhubungan dengan tempat, waktu, atau kegiatan tertentu, sebut saja Arswendo yang menulis novel ketika berada di penjara atau Karl May yang juga menulis karya fenomenalnya Winnetou pada saat di penjara. 

Ah..mereka kan penulis besar, janganlah dibandingkan. Baiklah, coba tengok Raditya Dika yang menceritakan kehidupan sehari-harinya dan akhirnya dibukukan atau Dee yang menulis Supernova dengan cara mencari ide dari internet.

Bisa saja kita menemukan ide menulis pada saat jalan-jalan ke mall seperti halnya Hilman Hariwijaya yang sukses menulis Lupus, atau mendapatkan ide pada saat mencari makan di pinggir jalan, melakukan pembicaraan dengan tukang baso, tukang gorengan, tukang mie ayam, tukang pulsa. Bepergian, bertemu dengan orang lain, mendengarkan cerita-cerita mereka merupakan proses kreatif dalam menemukan ide cerita. 

Tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam menemukan ide, beberapa penulis melakukan beberapa hal berikut untuk menemukan ide:
  • Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data melalui pengamatan langsung dan peninjauan cermat di lapangan. Masih ingat tentang 5W 1H, itulah tujuan observasi, menemukan jawaban 5W 1H.
  • Wawancara
Wawancara tidak perlu dilakukan secara formal dengan secarik kertas dan sederet pertanyaan, cukup membuat sebuah percakapan, mendengarkan cerita dari orang lain, jangan pernah diam, bersikaplah seperti detektif, selidiki yang kita lihat dan rasakan.
  • Membaca
Jika tidak memiliki kemampuan yang cukup baik, menemukan ide tulisan dapat dilakukan dengan membaca, membaca karya orang lain, novel, buku sastra, koran, brosur perjalanan, buku resep masakan. Ingat, seorang penulis harus memiliki wawasan yang luas dan memiliki informasi yang banyak, jadi rajin-rajinlah membaca. Buku/tulisan adalah jendela dunia..itu adalah benar adanya..

Sabtu, 29 Oktober 2011

Bisnis Dari Rumah



Bisnis dari rumah ternyata sudah banyak dilakukan orang. Hasil yang didapatkan pun sangat menggiurkan. Bayangkan, menjalankan bisnis dari rumah, tanpa perlu ke luar rumah, tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos, menghemat energi karena tidak perlu berpeluh-peluh di jalanan dan pastinya tanpa modal yang besar.

Bagaimanakah memulainya? Pertanyaan ini pun muncul di benak saya yang ingin memulai bisnis dari rumah. Secara sengaja, saya pun googling dan menemukan blog bisnis dari rumah.

Akhirnya, tanpa ragu, saya pun menghadiri sesi sharing yang diadakan komunitas bisnis dari rumah. Penggagas komunitas ini adalah Bapak Cheriatna, beliau sudah menjalani bisnis dari rumah selama 6 tahun. Beliau sangat terbuka untuk berbagi kepada para peserta sharing mengenai bagaimana membangun bisnis dari rumah, tips/caranya, kiat sukses, hambatan, serta mencari ide-ide bisnis.


Jumat, 28 Oktober 2011

Belajar Menulis


Menulis bukan hal asing bagi setiap orang, sejak dahulu kala kita sudah terbiasa menulis, bahkan sejak kecil setelah berhasil mengeja huruf, kita diajarkan menulis oleh orang tua dan para guru kita. Lalu, bergulirlah karir penulisan kita dari sejak SD sampai kuliah dengan tulisan-tulisan seputar pelajaran sekolah. Saya sendiri kadang nyambi, jadi penulis kegiatan-kegiatan sekolah, alias jadi sekretaris atau notulen dan menjadi penulis majalah sekolah. Bahkan pernah juga bekerja di sebuah perusahaan menjadi seorang penulis.

Tapi dunia menulis yang kali ini kita bicarakan berbeda dari itu semua. Kita akan mulai membicarakan seputar penulisan sebuah cerita sehari-hari, cerita perjalanan, novel baik fiksi maupun non fiksi. Karena saya sendiri masih belajar menulis, jadi yang akan saya tulis asli bukan karya sendiri, melainkan karya Gola Gong dalam bukunya Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup.

Gola Gong mengatakan “Menuliskan dengan hati dan membacanya lagi dengan menggunakan pikiran.”

Seperti apakah menulis dengan hati itu? Yang pertama dilakukan adalah mencari ide tulisan melalui riset. Riset bisa dilakukan di mana saja, misal di lapangan, di rumah, membaca buku, atau menjelajah internet. Contoh, suatu hari, Gola Gong terdampar di suatu stasiun. Seorang anak penyemir sepatu menghampiri.  Untuk menemukan ide, dia membiarkan si anak menyemir sepatunya. Lalu menerapkan metode jurnalistik yaitu 5W 1H (when, where, why, what, who, dan how).

Kemudian, mengobrol dengan anak tersebut. Itu adalah bagian dari riset lapangan, ada observasi dan wawancara. Banyak hal yang ia perolah di stasiun. Dia tulis segalanya tentang si penyemir (who/siapa/karakter). Tentang stasiun dan keretanya (where/setting/latar tempat). Tentang orang-orang yang baru datang dan pergi. Tentang para pedagang. Tentang apa saja, untuk melatih membiasakan diri menuliskan tentang suasana. Juga melatih dirinya untuk terus berempati dengan masyarakat di sekeliling. Karena pengarang juga tidak akan pernah terlepas dari peran sosialnya.

Setelah usai menuliskannya, di hari lain, Gola Gong kembali membaca tulisan tersebut. Itulah saatnya menggunakan pikiran dengan memakai aturan-aturan seperti:
  • Sinopsis
  •  Plot
  • Karakter
  • Konflik
  • Ending

Coba pikirkan apa yang telah ditulis. Adakah di dalamnya terdapat sinopsis, kerangka ceritanya? Terasakah plot, alur ceritanya? Adakah karakter para tokohnya yang bisa kita kembangkan? Konfliknya, bagaimana? Serta ending-nya? Jika ada peluang, gunakan imajinasi kita.

Gola Gong menyarankan para penulis pemula untuk mulai berlatih menulis di buku harian. Tentang hujan (latar suasana), keindahan sebuah kota (latar tempat), sahabat kita (latar watak/karakter), cerita teman-teman di sekolah/ kampus/kantor (plot/alur cerita).

Menulis, tidak sekedar menuliskan sesuatu di atas kertas atau di komputer, tapi melakukan tugas-tugas seperti seorang ilmuwan, riset lapangan dan riset pustaka. Melakukan observasi dan wawancara. Melakukan pemetaan, mengumpulkan data. Gunakan menulis sebagai media untuk mendokumentasikan sebuah situasi dan kondisi pada suatu masa, menyebarkan gagasan dan ideologi yang kita anut.

Lalu. Bagaimana menemukan ide untuk menulis? Akan saya tulis dalam posting selanjutnya.

Rabu, 26 Oktober 2011

Melukis dengan Kata

Ini kali kedua saya membuat blog, blog pertama yang dibuat sekitar 2 tahun lalu, hanya berhasil mendokumentasikan satu judul berisi tiga kalimat, semoga blog ini tidak mengalami nasib yang sama.


Melukis dengan Kata, merupakan salah satu judul tulisan dari seorang penulis kondang Gola Gong dalam bukunya Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Buku yang cukup inspiratif, sampai-sampai membuat saya 2 tahun lalu tergerak untuk membuat blog walaupun hanya berisi satu judul dengan tiga buah kalimat :). 

Gola Gong menulis sebuah karya fenomenal Balada Si Roy dan saat ini mendirikan sebuah lembaga pelatihan menulis: rumah dunia yang bertempat di daerah Banten, Jawa Barat. Setiap 3 bulan sekali Rumah Dunia mengadakan kelas menulis dengan mendatangkan penulis-penulis tamu seperti Arswendo, Naning Pranoto, dan Sides Sudaryanto. Untuk memompa semangat para penulis pemula sering juga dihadirkan para penerbit buku. Rumah Dunia merupakan lembaga nonprofit yang murni mendedikasikan kiprahnya dalam bidang pelatihan menulis agar para penulis pemula memiliki kemampuan-kemampuan dasar penulisan dan dapat menerbitkan buku. Alumni Rumah Dunia, banyak yang telah menjadi penulis sungguhan,wartawan, memenangkan penghargaan-penghargaan bidang penulisan, dan artikel-artikelnya bertebaran di seluruh media di Indonesia.

Gola Gong kerap mendapat pertanyaan "Bermanfaatkan kelas menulis Rumah Dunia ini?". Cinta..itulah yang membuat semangatnya terus berkobar. Katanya, "Membangun Banten tidak perlu dengan sok tau ikut-ikutan mengurusi masyarakat dengan cara merasa berhak mengambil dana APBD. Biarlah itu urusan para birokrat dan pejabat pemerintahan. Kami melakukan kegiatan dalam bentuk partisipasi masyarakat dengan rasa cinta dan keikhlasan untuk berbagi."

Sungguh mulia..kegiatan yang didasari oleh cinta, niat untuk berbagi ilmu dengan generasi baru yang kritis, cerdas, dan siap melawan kebatilan dengan pena! 

Karena sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah Swt adalah yang bermanfaat bagi orang lain..

Tips-tips menulis dalam buku
Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup akan saya bahas di tulisan selanjutnya.