Menulis bukan hal asing bagi setiap orang, sejak dahulu kala
kita sudah terbiasa menulis, bahkan sejak kecil setelah berhasil mengeja huruf,
kita diajarkan menulis oleh orang tua dan para guru kita. Lalu, bergulirlah
karir penulisan kita dari sejak SD sampai kuliah dengan tulisan-tulisan seputar
pelajaran sekolah. Saya sendiri kadang nyambi, jadi penulis kegiatan-kegiatan
sekolah, alias jadi sekretaris atau notulen dan menjadi penulis majalah
sekolah. Bahkan pernah juga bekerja di sebuah perusahaan menjadi seorang
penulis.
Tapi dunia menulis yang kali ini kita bicarakan berbeda dari
itu semua. Kita akan mulai membicarakan seputar penulisan sebuah cerita
sehari-hari, cerita perjalanan, novel baik fiksi maupun non fiksi. Karena saya
sendiri masih belajar menulis, jadi yang akan saya tulis asli bukan karya
sendiri, melainkan karya Gola Gong dalam bukunya Jangan Mau Gak Nulis Seumur
Hidup.
Gola Gong mengatakan “Menuliskan dengan hati dan membacanya
lagi dengan menggunakan pikiran.”
Seperti apakah menulis dengan hati itu? Yang pertama
dilakukan adalah mencari ide tulisan melalui riset. Riset bisa dilakukan di mana
saja, misal di lapangan, di rumah, membaca buku, atau menjelajah internet.
Contoh, suatu hari, Gola Gong terdampar di suatu stasiun. Seorang anak penyemir
sepatu menghampiri. Untuk menemukan ide,
dia membiarkan si anak menyemir sepatunya. Lalu menerapkan metode jurnalistik
yaitu 5W 1H (when, where, why, what, who,
dan how).
Kemudian, mengobrol dengan anak tersebut. Itu adalah bagian dari riset
lapangan, ada observasi dan wawancara. Banyak hal yang ia perolah di stasiun. Dia
tulis segalanya tentang si penyemir (who/siapa/karakter).
Tentang stasiun dan keretanya (where/setting/latar tempat). Tentang orang-orang
yang baru datang dan pergi. Tentang para pedagang. Tentang apa saja, untuk
melatih membiasakan diri menuliskan tentang suasana. Juga melatih dirinya untuk terus berempati dengan masyarakat di sekeliling. Karena pengarang
juga tidak akan pernah terlepas dari peran sosialnya.
Setelah usai menuliskannya, di hari lain, Gola Gong kembali membaca tulisan tersebut. Itulah saatnya menggunakan pikiran dengan memakai aturan-aturan
seperti:
- Sinopsis
- Plot
- Karakter
- Konflik
- Ending
Coba pikirkan apa yang telah ditulis. Adakah di dalamnya
terdapat sinopsis, kerangka ceritanya? Terasakah plot, alur ceritanya? Adakah karakter para tokohnya yang bisa kita kembangkan? Konfliknya, bagaimana? Serta ending-nya?
Jika ada peluang, gunakan imajinasi kita.
Gola Gong menyarankan para penulis pemula untuk mulai berlatih
menulis di buku harian. Tentang hujan (latar suasana), keindahan sebuah kota
(latar tempat), sahabat kita (latar watak/karakter), cerita teman-teman di
sekolah/ kampus/kantor (plot/alur cerita).
Menulis, tidak sekedar menuliskan sesuatu di atas kertas
atau di komputer, tapi melakukan tugas-tugas seperti seorang ilmuwan, riset
lapangan dan riset pustaka. Melakukan observasi dan wawancara. Melakukan
pemetaan, mengumpulkan data. Gunakan menulis sebagai media untuk mendokumentasikan
sebuah situasi dan kondisi pada suatu masa, menyebarkan gagasan dan ideologi yang
kita anut.
Lalu. Bagaimana menemukan ide untuk menulis? Akan saya tulis dalam
posting selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar