TELUR ASIN
Bagi orang
lain mungkin tidak penting. Tapi bagi saya sebagai orang Cirebon Timur yang berbatasan
dengan Jawa Tengah, telur asin ini sangat penting. Selain karena memang suka,
juga merupakan ciri khas yang cocok dijadikan oleh-oleh.
Selama ini
pembelian telur asin, kami (saya dan keluarga) membeli secara sporadis. Maksudnya
tidak punya toko langganan. Kadang beli di Babakan, Losari, Ketanggungan, atau
yang paling jauh beli di Brebes. Namun setahun terakhir ini menemukan sebuah
toko yang telur asinnya luar biasa maknyus.
Cerita berawal
ketika ibu saya mendengar desas-desus bahwa di daerah Ketanggungan (kalo ga tau
boleh cari di googlemap) ada toko telur asin, dimana telur asinnya tidak
membuat darah tinggi (haha). Secara ibu saya memang mempunyai penyakit darah
tinggi.
Lalu di
suatu kesempatan berangkatlah Ibu dan adik ke sana. Jarak tempuh dari kampung
saya, Ciledug, ke sana, kurang lebih 45 menit (25 km). Dengan mengandalkan
kemampuan investigasi dan interview ke setiap tukang becak, warung dan penjual
rokok, akhirnya muncullah satu nama toko dimana konon toko tersebut menjual telur
asin yang asli.
Lho memang
ada telur asin palsu. Ya pasti ada lah.. Indonesia gitu lho. Telur ayam yang di
cat kulitnya, kuning telur yang disuntik supaya warnanya kemerahan, dll. Tapi maksudnya
asli di sini mungkin yang paling enak ya. Karena kalau di daerah Ketanggungan
s/d Brebes rata-rata siy asli.
Namanya tokonya
“Indra” sudah beberapa generasi menjual telur asin. Tokonya biasa saja kecil
dan tidak mencolok. Pembelinya juga biasa saja, tidak telalu banyak. Namun reputasinya
sudah cukup terkenal, terutama di kalangan pecinta telur asin. Jika hanya pembeli
selewat saja, tidak akan mudah menemukan
toko ini karena tidak mencolok.
Rasa telurnya
kurang lebih seperti yang digambarkan oleh Ibu saya, tidak bikin darah tinggi
alias tidak terlalu asin. Bagian putih telurnya berwarna sedikit coklat, tidak
terlalu asin dan rasanya gurih, yang paling luar biasa bagian kuning telurnya
berminyak, berwarna kemerahan dan gurih sekali. Ah..mungkin hanya pecinta telur
asin saja yang bisa membayangkannya :).
Pertanyaan yang
membuat penasaran adalah bagaimana teknik pengasinannya, sedangkan untuk
membuat kuning telur yang berminyak, kemerahan dan gurih itu harus menggunakan
banyak garam dan dalam jangka waktu cukup lama pengasinannya. Rata-rata telur
asin di pasaran jika kuning telurnya berminyak, kemerahan dan gurih, putih
telurnya akan sangat asin sekali.
Mungkin itulah rahasia perusahaan pak “Indra”.
aslina... kabitaaaaaaaaaa!
BalasHapusOh suka? kapan2 dibawain deh:)
Hapus