Kamis, 11 Juli 2013
KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH SELAMA BULAN RAMADHAN
1. Keutamaan malam pertama:
Sahabat 'Ali bin Abi Tholib ra. berkata : Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya orang tentang keutamaan sholat tarawih di malam Romadhon. Lalu beliau menjawab, seorang mu'min (yang melakukan sholat tarawih di bulan Romadhon) keluar dari dosa-dosanya pada permulaan malam (Romadhon itu) seperti pada hari keika ia di lahirkan oleh ibunya.
2. Keutamaan malam ke dua:
Pada malam ke dua, dosanya dan dosa ibu bapaknya diampuni, kalau keduanya mu'min.
3. Keutamaan malam ke tiga:
Pada malam ke tiga, Malaikat yang berada di bawah Arasy berseru: Tingkatkanlah amal! Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu yang telah lalu.
4. Keutamaan malam ke empat:
Dan di malam ke empat disediakan baginya pahala.
5. Keutamaan malam ke lima:
Pada malamke lima, Allah Ta'ala memberi kepadananya pahala seperti pahala orang yang sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjidil Aqsho.
6. Keutamaan malam ke enam:
Pada malam ke enam, Allah Ta'ala memberi kepadanya pahala seperti pahala orang yang thawaf di Baitul Ma'mur, dan setiap batuan dan pasir memohonkan ampun buatnya (buat orang tarawih).
7. Keutamaan malam ke tujuh:
Pada malam ke tujuh, seolah-olah ia mendapatkan pahala Nabi Musa as. Dan membantunya menghadapi Fir'aun dan Haman.
8. Keutamaan malam ke delapan:
Pada malam ke delapan, Allah Ta'ala mengaruniakan kepadanya pahala seperti yang di karuniakan-Nya kepada Nabi Ibrahim as.
9. Keutamaan malam ke sembilan:
Pada malam ke sembilan, seolah-olah ia telah beribadat kepada Allah Ta'ala seperti ibadatnya Nabi Muhammad SAW.
10. Keutamaan malam ke sepuluh:
Pada malam ke sepuluh, Allah Ta'ala mengaruniakan kepadanya kebajikan dunia dan akhirat.
11. Keutamaan malam ke sebelas:
Pada malam ke sebelas, ia keluar dari dunia seperti hari ketika ia di lahirkan oleh ibunya.
12. Keutamaan malam ke duabelas:
Pada malam ke duabelas, ia datang di hari kiamat kelak dengan muka bersinar laksana purnama.
13. Keutamaan malam ke tigabelas:
Pada malam ke tigabelas, ia datang di hari kiamat kelak dalam keadaan aman dari segala keburukan.
14. Keutamaan malam ke empatbelas:
Pada malam ke empatbelas, datang para Malaikat menjadi saksi baginya bahwa ia benar-benar telah melaksanakan Sholat Tarawih. Maka karena itu tidak akan di hisab pada hari kiamat kelak.
15. Keutamaaan malam ke limabelas:
Pada malam ke limabelas, para Malaikat-Malaikat penjaga Arsy dan kursi, semua mendoakannya (bagi orang yang tarawih).
16. Keutamaan malam ke enambelas:
Pada malam ke enambelas, Allah Ta'ala mencatatkan baginya kelepasan dari neraka dan kebebasan memasuki surga.
17. Keutamaan malam ke tujuhbelas:
Pada malam ke tujuhbelas, ia diberi pahala seperti pahala para Nabi.
18. Keutamaan malam ke delapanbelas:
Pada malam ke delapanbelas, salah satu Malaikat menyerukan kepadanya : Wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah benar-benar telah meridhoi kamu dan meridhoi kedua orangtua kamu.
19. Keutamaan malam ke sembilanbelas:
Pada malam ke sembilanbelas, Allah mengangkat derajat di dalam surga Firdaus.
20. Keutamaan malam ke duapuluh:
Pada malam ke duapuluh, ia diberi seperti pahala para Syuhada dan Sholihin.
21. Keutamaan malam ke duapuluh satu:
Pada malam ke duapuluh satu, Allah membangunkan baginya sebuah mahligai di dalam surga, yang terbuat dari cahaya.
22. Keutamaan malam ke duapuluh dua:
Pada malam ke duapuluh dua, ia datang di hari kiamat kelak dalam keadaan aman dari rasa susah dan cemas.
23. Keutamaan malam ke duapuluh tiga:
Pada malam ke duapuluh tiga, Allah dirikan baginya sebuah kota dalam sebuah surga.
24. Keutamaan malam ke duapuluh empat:
Pada malam ke duapuluh empat, diadakan baginya duapuluh empat do'a mustajab.
25. Keutamaan malam ke duapuluh lima:
Pada malam ke duapuluh lima, Allah Ta'ala singkirkan siksa kubur baginya.
26. Keutamaan malam ke duapuluh enam:
Pada malam ke duapuluh enam, Allah Ta'ala tingkatkan pahalanya, seperti pahala selama empat puluh tahun.
27. Keutamaan malam ke duapuluh tujuh:
Pada malam ke duapuluh tujuh, ia pada hari kiamat kelak akan melintasi titian mustaqim bagaikan kilat yang memancar.
28. Keutamaan malam ke duapuluh delapan:
Pada malam ke duapuluh delapan, Allah meningkaatkan derajatnya di dalam surga setinggi seribu derajat.
29. Keutamaan malam ke duapuluh sembilan:
Pada malam ke duapuluh sembilan, Allah memberikan kepadanya pahala seribu haji yang mabrur.
30. Keutamaan malam ke tigapuluh:
Pada malam ke tigapuluh, Allah Ta'ala berfirman kepadanya : Wahai hamba-Ku, makanlah dari buah-buahan surga, mandilah dari air salsabil, dan minumlah dari telaga Kautsar. Aku Tuhanmu dan Engkau hamba-Ku
Hadist: Ali bin Abu Tholib ra
(diambil dari kitab Durrotan Naashiin, Halaman 18)
AIR MATA AWAN
Sebelum awan menangis, mana mungkin taman bisa tersenyum.
Sampai bayi menangis, mana mungkin air susu mulai mengalir.
Bayi satu tahun saja sudah tahu, “Aku akan menangis, supaya perawat yang baik datang”
Tidakkah engkau tahu, bahwa sang perawat dari segala perawat
Tidak akan memberikan susu dengan gratis, tanpa tangisan… (Jalaludin Rumi)
Di tengah malam, sang raksasa terdesak untuk buang hajat. Perutnya sakit. Ia bermaksud keluar, tapi menemukan pintu terkunci. Dengan berbagai cara, ia berusaha membuka pintu. Setelah berulang-ulang gagal, ia merayap ke tempat tidurnya. Pada waktu itu, "desakan alam" tidak dapat ditahan lagi. Ia mengeluarkan kotoran di rumah. Berbagai perasaan berkecamuk di hatinya: malu, terhina, bingung, takut. Sepanjang sisa malam itu, ia memasang kupingnya, berharap mendengar pintu dibuka seseorang. Menjelang subuh, ia mendengar pintu terbuka. Ia segera meloncat ke luar. Ia ingin melarikan diri dari semua derita dan rasa malunya. Ia tidak tahu bahwa yang membuka pintu itu adalah Nabi al-Musthafa. Setelah membuka pintu, Nabi Muhammad SAWsengaja menyembunyikan dirinya, agar orang itu tidak malu dengan apa yang dilakukan di rumahnya.
Di pagi hari, seorang sahabat mengantarkan tikar yang pernah ditiduri orang kafir itu. "Lihat, ya Rasul Allah, apa yang telah diperbuat tamu itu." Nabi SAW mengambil tikar itu sambil tersenyum dengan senyuman rahmatan lil'alamin. "Ambilkan air. Biar kotoran ini aku bersihkan," ujar Nabi. Para sahabat meloncat, "Demi Allah, jangan. Biarlah tubuh dan jiwa kami menjadi tebusanmu, ya Rasul Allah. Wahai yang disapa Tuhan dengan La-Amruk (Al-Qur'an 15: 72). Kami sepatutnya berkhidmat kepadamu. Kalau engkau yang melakukan perkhidmatan, apa jadinya kami."
"Saya tahu," ujar Nabi. "Tapi ini peristiwa luar biasa. Aku punya alasan mengapa aku harus melakukannya." Beberapa saat kemudian, orang kafir itu sadar bahwa ia kehilangan azimatnya. Ia menduga azimat itu tertinggal di rumah Nabi. Meski rasa malunya besar, ketakutan kehilangan barang berharganya lebih besar lagi. Dengan jantung bergetar, ia menelusuri jalan kembali. Dan di situ, ia menyaksikan pemandangan yang meluluhlantakkan hatinya:
Tangan sang kekasih Tuhan terlihat sedang membersihkan kotoran yang dibuangnya. Ia menjerit pilu. Ia memukul kepalanya sambil berkata,
"Duhai kepala yang tidak punya pengertian." Ia memukul dadanya dan berkata,
"Duhai dada yang tidak memperoleh cahaya."
Ia mengangkat kepalanya ke langit, tapi mengalamatkan ucapannya kepada Nabi, "Wahai, yang karenanya diciptakan seluruh alam semesta. Engkau begitu rendah hati mematuhi perintah Tuhan. Aku tidak punya muka lagi untuk melihatmu, duhai kekasih Tuhan!"
Tak henti-hentinya ia meraung, menjerit, dan gemetar. Tangan agung yang tadi membersihkan kotoran itu menepuk-nepuk tubuhnya, menenteramkan hatinya, dan membukakan matanya.
******************************************
Ada banyak derita yang kita alami dalam kehidupan ini. Banyak keterpaksaan yang merenggut ingin kita. Ada derita yang menghempaskan kita ke kerak bumi, namun ada juga yang membawa kita ke langit. Kebanyakan kita tenggelam dalam kondisi yang pertama. Kita kesal pada teman kita, kita jengkel pada sahabat kita, benci pada keadaan.
Derita seperti ini tak akan pernah memberikan waktu istirahat pada jiwa kita. Kita disibukkan untuk terus–menerus mengatasinya, tenaga kita terkuras habis. Tubuh kita penuh peluh, pakaian kita kotor, tapi tak punya waktu untuk membersihkan diri. Kita menjadi budak – budak tak berdaya dari keinginan – keinginan kita.
Perut kita menjadi tong besar, yang melahap habis makanan untuk belasan orang. seperti raksasa dalam cerita Rumi, tak menemui jalan untuk keluar dari penderitaan itu. kita berharap ada tangan Rasulullah yang membukakan jalan, melapangkan kesempitan hati.
Setelah mengambil jalan keluar yang dibukakan Nabi, kita akan segera diantarkan pada penderitaan kedua. penderitaan karena perpisahan. Kita harus bisa melepaskan kehidupan kita yang lama. Buanglah keinginan agar semuanya terjadi seperti kita kehendaki.
Kita harus membenturkan kepala kita yang tak punya pengertian, kita harus memukul-mukul dada kita yang tak punya kesadaran. Tetapi, derita kali ini akan mengantarkan kita dalam pelukan kasih Ilahi, sayangnya ALLOH.Dalam derita, ini kita akan merasakan kebahagiaan. Seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya. Kita akan merasakan sakit tapi juga kebahagiaan karena melahirkan kehidupan yang baru. Inilah tangisan awan yang membuat taman-taman tersenyum, inilah tangisan bayi yag mengundang air susu ibu.
Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan,
dan sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan(QS. 94 :5-6)
Wallahualam bissawab.
Taken from: Reformasi Sufistik-nya Kang Jalal
Langganan:
Postingan (Atom)